Assallamualaikum Wr Wb….
Selamat siaangg…….
Alhamdulillah bisa posting kasus baru lagi ..!!
Apa kabar semua? Terima kasih buat yang masih sering mampir ke website ini.. Sudah lama banget nih saya gak posting hampir sebulan lebih hehehehe….
Sebulan kemarin memang lagi sibuk fokus di praktek, trus di waktu yang agak kosong lebih sering browsing2 nyari info tempat2 wisata hehehe 😀
Kebetulan sekarang lagi sempat nih, ok kita langsung liat kasusnya….
Sebelum masuk ke kasus seperti biasa saya ingin mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak keindahan dalam hidup saya.. Terima kasih kepada orang tua saya yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang… Kepada istri dan anak-anak saya yang telah mendampingi dan memberikan support… Kemudian juga buat para staf pengajar di almamater saya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat..
and this is the story…….
Pasien awalnya datang dengan keluhan tambalannya pecah dan sering terselip makanan. Selain itu gigi tersebut kalau dipakai menggigit agak terasa tidak nyaman… Saya lakukan pemeriksaan objektif pada gigi yang dikeluhkan, terlihat gigi 24 ada tambalan amalgam di bagian mesial, sedangkan di bagian distal sudah tidak ada tambalan.. Kavitasnya terdapat karies sekunder, perkusi positif, respon dingin negatif….
Ini kondisi gigi tersebut…
Dari hasil pemeriksaan radiografis terlihat kavitas sudah mengenai pulpa, dan ada lesi periapeks..
Dari hasil pemeriksaan gigi tersebut direncanakan untuk dilakukan perawatan saluran akar dan dilanjutkan dengan restorasi crown… nah disini terkadang terjadi diskusi dengan pasien karena budgeting issue.. pasien tetap saya sarankan untuk pembuatan crown tetapi untuk dapat berkompromi dengan kondisi pasien maka selesai perawatan direstorasi dengan resin komposit saja….
Perawatan dimulai….
Seluruh restorasi lama dibongkar dan jaringan karies sekunder dihilangkan menggunakan bur carbide low speed, email yang tipis dan tidak terdukung cukup dentin juga dihilangkan..
Dilanjutkan dengan pembuatan artificial wall atau pre endodontic build up, pada kasus ini tidak dilakukan cauter gingiva karena tepi dari kavitas masih berada di atas gingiva dan masih memungkinkan untuk dipasang matriks dan mendapatkan kerapatan yang baik..
Matriks yang dipakai adalah greater curve matriks dan bahan restorasi menggunakan komposit..
Jangan lupa selesai pembuatan artificial wall dicek juga oklusi agar dinding yang kita buat tersebut tidak menyebabkan kontak prematur.
Isolasi daerah kerja menggunakan rubber dam, akses kavitas dimulai menggunakan round bur sampai ketemu kamar pulpa, kemudian dirapihkan menggunakan bur endo Z (Dentsply) serta Ultrasonic tip Canal Access Preparation (Satelec).
Penjajakan awal menggunakan file no.8 dengan kondisi kavitas digenangi NaOCl 5,25%, dilanjutkan dengan file no.10 sampai mendapatkan jalan yang licin tanpa hambatan untuk keluar masuk. Pengukuran panjang kerja menggunakan Root ZX mini (Morita), akar bukal dan palatal sama2 18mm.
Untuk berikutnya sebagai persiapan untuk file preparasi dilakukan “pemulusan jalur luncur” menggunakan ProGlider (Dentsply) sepanjang kerja sampai file tersebut bisa keluar masuk dengan lancar.
Kemudian preparasi saluran akar memakai Protaper Next dengan tehnik single lenght dengan interval stop setiap memasuki kedalaman 1,5 mm untuk dilakukan irigasi dan rekap no.10 untuk membongkar debris, preparasi selesai di file X2. Setelah itu setiap saluran akar digenangi larutan irigasi dan diaktivasi menggunakan Irrisafe ultrasonic tip (Satelec). Saluran akar dikeringkan, ditambal sementara, dan pasien pulang…
Kondisi klinis setelah selesai preparasi saluran akar
Kunjungan kedua…..
Pada kunjungan ini sudah tidak ada rasa nyeri bila dipakai menggigit, perkusi juga menunjukkan negatif. Pengisian dilakukan dengan tehnik warm vertical condensation menggunakan alat Element Obturation (Sybronendo) dan sealer AH plus (Dentsply).
Foto setelah pengisian..
Untuk basis menggunakan SDR (Dentsply) kemudian dilanjutkan menggunakan komposit Z 350 XT (3M) untuk bagian atasnya. Setelah dicek oklusi, pemolesan menggunakan Diacomp Twist (Eve).
Hasil restorasi setelah pemolesan…
dan ini ronsennya…
Alhamdulillah seluruh perawatan telah selesai, tetapi tetap pasien saya ingatkan untuk pembuatan crown mengingat sisa struktur asli gigi pada bagian bukal dan palatal sudah tipis… Mudah2an sampai ketemu di pembuatan crown restorasinya masih aman.. aamiiin.. 🙂
Sampai disini cerita kasus untuk hari ini…. Mudah2an terus bisa update… Buat para pembaca yang baru pertama kali mampir di website saya silahkan lihat2 juga kasus2 sebelumnya yang ajiiibjebreeet juga 🙂
Dan…. Tahun 2017 ini ada perubahan jadwal praktek saya, bisa dilihat di bawah ini….
dok, utk pembuatan artificial wall nya pakai flow + packable composite y? atau cuma flow aja? dan biasa wall nya itu dibuat setinggi oklusal gigi sebelah, atau hanya secukupnya saja supaya bahan irigasi tidak meleber kemana2? thanks dok.
Halo dok…
Untuk artificial saya memakai komposit flow untuk dasar sepanjang pertemuan dasar kavitasn dan matriks, kemudian dilanjutkan dengan packable.. Tingginya tentu disesuaikan dengan gigi sebelahnya…